Fenomena Wajah - wajah Indo

Saya adalah seorang penggemar tv dan sering menghabiskan waktu di depan tv. Semua acara saya tonton mulai dari sinetron, film, kuis, talk show, berita, film documenter dan lain sebagainya. Saya perhatikan hampir di setiap film, sinetron dan iklan yang saya tonton selalu dihiasi oleh artis dan actor wajah –wajah indo.

Saya kemudian berpikir apakah wajah-wajah lokal kalah bersaing dengan wajah-wajah indo?. Mengapa di setiap tanyangan di tv selalu menggunakan mereka sebagai pemeran utama atau pemeran pembantu.
Padahal kebanyakan dari mereka tidak mempunyai kemampuan lebih dibandingkan dengan artis berwajah lokal. Terkadang diantara mereka untuk berbicara atau melafalkan bahasa Indonesia saja tidak jelas sehingga sebagai penonton saya bukannya memonton tayangan itu untuk mengikuti jalan ceritanya melainkan sibuk menyimak apa sih yang mereka katakan atau malah sibuk menirukan bahasa Indonesia dengan eksen kebarat-baratan yang mereka buat.

Saya akui di industri komersial wajah-wajah Indo lebih banyak menghasilkan uang dan lebih banyak penggemarnya. Tetapi di dunia internasional wajah- wajah tersebut sudah begitu banyak dan dunia menginginkan wajah-wajah khas dari tiap-tiap negara. Untuk tampil mewakili suatu negara harus merupakan cerminan dari bangsa tersebut contohnya seperti ajang kontes kecantikan dunia mengirimkan wajah indo merupakan pilihan yang salah karena dengan wajah yang sama seperti wakil dari negara barat yang jelas lebih cantik seakan Indonesia tidak mempunyai jati diri bangsa.

Hal ini saya bandingkan dengan industri perfilman India atau Bollywood yang selalu menggunakan artis-artis berwajah India yang menjadi tuan rumah di negara sendiri. Tetapi mengapa kita sebagai bangsa yang besar tidak pernah bangga atas jati diri bangsa sendiri?. Tanpa kita sadari kehadiran mereka di layar kaca kita telah mengubah mindset kita untuk berpikir dengan berwajah Indo mempunyai nilai jual lebih dibandingkan dengan wajah-wajah lokal. Mengapa kita tidak berpikir untuk mengejar ketinggalan bangsa kita dengan cara mengimbangi pola piker mereka yang telah maju bukan semata-mata hanya berorientasi fisik semata.

Membahas masalah ini saya jadi teringat dengan kisah Andi F. Noya yang seorang berdarah Indo yang selalu dikucilkan dari lingkungan hanya karena dia mempunyai kulit yang lebih putih dari teman-temannya. Pada zaman itu semangat kecintaan akan bangsa Indonesia begitu kental tapi sekarang terkadang kita malu sebagai bangsa Indonesia yang besar dan menurut saya media sedikit banyak telah mengubah pola pikir kita.

Dengan tulisan ini saya berharap kita lebih berpikir untuk lebih mencintai bangsa sendiri dan bangga menjadi warga negara. Salam Nasionalisme.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Di pantai-pantai Jawa, bangsa-bangsa berdesak-desak.
Mereka berganti-ganti seperti awan-awan di langit.
Terus menerus mereka berdatangan dari seberang lautan
Hanya orang Indonesia yang tidak pernah menjadi tuan di rumah mereka sendiri~

Posting Komentar

Silahkan berkomentar apa saja ttg blogku.
Please jangan anonim**