-Gerakan boikot pajak pentingkah?-

Akhir – akhir ini kita sering mendengar gerakan pemboikotan pembayaran pajak oleh para faceboker. Gerakan ini dipicu oleh kekecewaan masyarakat akibat penyelewengan wewenang oleh salah satu staff di dirjen pajak. Kekecewaan yang cukup mendasar bagi para wajib pajak yang telah rela menyisihkan sebagian dari pendapatan mereka dalam bentuk pajak. Tetapi yang jadi pertanyaan perlukah hal itu dilakukan?. Wajar memang masyarakat marah apabila uang mereka disalahgunakan tetapi untuk tidak membayar pajak bukan salah satu cara yang tepat untuk menghentikan ulah para tikus-tikus di lembaga tersebut.

Analoginya seperti ini apabila kita mengetahui pada sebuah lumbung padi terdapat tikus-tikus nakal yang memakan padi yang ada didalamnya cara yang paling efektif untuk menghentikan mereka adalah membasmi tikus-tikus tersebut sampai ke sarangnya. Hal lain yang wajib dilakukan adalah menambal kebocoran yang disebabkan oleh tikus-tikus nakal tersebut. Bukan malah membakar lumbung padi itu.

Hal tersebut juga berlaku pada kita sebagai warga negara yang baik mempunyai kewajiban untuk membayar pajak berdasarkan dengan ketentuan yang berlaku. Karena pajak adalah sumber pendapatan negara yang paling besar. Pajak sendiri sangat besar manfaatnya bagi pembangunan Negara ini. Dengan pajak kita dapat menikmati fasilitas jalan raya, jembatan, kesehatan bagi rakyat miskin melalui fasilitas askes, untuk membangun sekolah yang membutuhkan anggaran besar. Jadi dengan tidak membayar pajak, negara tidak dapat mewujudkan pembangunan nasional. Hal tersebut ujung-ujungnya hanya merugikan kita rakyat Indonesia saja. Jadi kalau tidak bayar pajak “Apa kata dunia?”.


1 komentar:

meonk mengatakan...

betul cin, pajak tuh pendapatan negara, yg salah itu orang2 yg ngelolanya, bukan pajaknya..
hanya saja kenyataan pemerintahan sekarang sulit diluruskan..
perlu pemimpin yg bisa merubah seluruh sendi pemerintahan dan disertai penegakan hukum tentunya..

Posting Komentar

Silahkan berkomentar apa saja ttg blogku.
Please jangan anonim**