Akhir – akhir ini kita sering mendengar gerakan pemboikotan pembayaran pajak oleh para faceboker. Gerakan ini dipicu oleh kekecewaan masyarakat akibat penyelewengan wewenang oleh salah satu staff di dirjen pajak. Kekecewaan yang cukup mendasar bagi para wajib pajak yang telah rela menyisihkan sebagian dari pendapatan mereka dalam bentuk pajak. Tetapi yang jadi pertanyaan perlukah hal itu dilakukan?. Wajar memang masyarakat marah apabila uang mereka disalahgunakan tetapi untuk tidak membayar pajak bukan salah satu cara yang tepat untuk menghentikan ulah para tikus-tikus di lembaga tersebut.
Analoginya seperti ini apabila kita mengetahui pada sebuah lumbung padi terdapat tikus-tikus nakal yang memakan padi yang ada didalamnya cara yang paling efektif untuk menghentikan mereka adalah membasmi tikus-tikus tersebut sampai ke sarangnya. Hal lain yang wajib dilakukan adalah menambal kebocoran yang disebabkan oleh tikus-tikus nakal tersebut. Bukan malah membakar lumbung padi itu.
Hal tersebut juga berlaku pada kita sebagai warga negara yang baik mempunyai kewajiban untuk membayar pajak berdasarkan dengan ketentuan yang berlaku. Karena pajak adalah sumber pendapatan negara yang paling besar. Pajak sendiri sangat besar manfaatnya bagi pembangunan Negara ini. Dengan pajak kita dapat menikmati fasilitas jalan raya, jembatan, kesehatan bagi rakyat miskin melalui fasilitas askes, untuk membangun sekolah yang membutuhkan anggaran besar. Jadi dengan tidak membayar pajak, negara tidak dapat mewujudkan pembangunan nasional. Hal tersebut ujung-ujungnya hanya merugikan kita rakyat Indonesia saja. Jadi kalau tidak bayar pajak “Apa kata dunia?”.
Selengkapnya...
-Gerakan boikot pajak pentingkah?-
Pola Hubungan Subjek dan Predikat
Pola hubungan Subjek dan predikat Secara sederhana, proposisi kategorik dibedakan atas empat macam, yaitu: proposisi universal afirmatif, proposisi universal negatif, proposisi partikular afirmatif, dan proposisi partikular negatif. Dari empat macam proposisi kategorik berdasarkan denotasi atau luas term yang dihubungkan, dapat dibedakan menjadi tujuh macam proposisi kategorik. 1. Proposisi Universal Afirmatif Proposisi universal afirmatif ialah pernyataan bersifat umum yang mengiyakan adanya hubungan subjek dengan predikat, dirumuskan berikut ini : "Semua S adalah P", bila digambarkan dengan diagram Venn sebagai berikut : Proposisi ini sama artinya dengan "S yang non P itu tidak ada (kelas kosong)". Proposisi ini disebut tipe A. Berdasarkan perbandingan luas term, dapat dibedakan atas dua macam: universal afirmatif ekuivalen dan universal afirmatif implikasi. contoh : Semua manusia yang hidup butuh makanan. 2. Proposisi Universal Negatif Proposisi universal negatif ialah pernyataan bersifat umum yang mengingkari adanya hubungan subjek dengan predikat, dirumuskan: "Semua S bukan P", bila digambarkan dengan diagram Venn sebagai berikut : Proposisi ini sama artinya: S yang P itu tidak ada (kelas kosong). Proposisi ini disebut tipe E. Proposisi universal negatif berdasarkan perbandingan luas term, hanya ada satu bentuk, yaitu berbentuk eksklusif sehingga lengkapnya disebut universal negatif eksklusif, yaitu pernyataan umum mengingkari yang berarti antara subjek dan predikat tidak ada hubungan, misalnya semua rakyat Indonesia tidak mengikuti ajaran komunis. 3. Proposisi Universal Partikular Afirmatif Proposisi partikular afirmatif ialah pernyataan bersifat khusus yang mengiyakan adanya hubungan subjek dengan predikat, dirumuskan: "Sebagian S adalah P", bila digambarkan dengan diagram Venn sebagai berikut : Proposisi partikular afirmatif berdasarkan perbandingan luas term, dapat dibedakan atas dua macam: partikular afirmatif inklusif dan partikular afirmatif implikasi. 4. Proposisi Universal Partikular Negatif Proposisi partikular negatif ialah pernyataan bersifat khusus yang mengingkari adanya hubungan subjek dengan predikat, dirumuskan: "Sebagian S bukan P" , bila digambarkan dengan diagram Venn sebagai berikut : Proposisi partikular negatif berdasarkan perbandingan luas term terdapat dibedakan atas dua macam: partikular negatif inklusif dan partikular negatif implikasi.
http://massofa.wordpress.com/2008/01/31/proposisi-kategorik-penyimpulan-langsung-dan-silogisme-kategorik/
Selengkapnya...
Secara sederhana, proposisi kategorik dibedakan atas empat macam, yaitu: proposisi universal afirmatif, proposisi universal negatif, proposisi partikular afirmatif, dan proposisi partikular negatif. Dari empat macam proposisi kategorik berdasarkan denotasi atau luas term yang dihubungkan, dapat dibedakan menjadi tujuh macam proposisi kategorik.
1. Proposisi Universal Afirmatif
Proposisi universal afirmatif ialah pernyataan bersifat umum yang mengiyakan adanya hubungan subjek dengan predikat, dirumuskan berikut ini : “Semua S adalah P”, bila digambarkan dengan diagram Venn sebagai berikut :
Proposisi ini sama artinya dengan “S yang non P itu tidak ada (kelas kosong)”. Proposisi ini disebut tipe A. Berdasarkan perbandingan luas term, dapat dibedakan atas dua macam: universal afirmatif ekuivalen dan universal afirmatif implikasi.
• Proposisi universal afirmatif ekuivalen ialah pernyataan umum X mengiyakan yang antara subjek dan predikat merupakan suatu persamaan, yakni semua anggota subjek adalah anggota predikat dan semua anggota predikat adalah anggota subjek,
contoh : Semua manusia yang hidup butuh makanan.
• Proposisi universal afirmatif implikasi ialah pernyataan umum mengiyakan yang semua subjek merupakan bagian dari predikat, yakni semua anggota subjek menjadi himpunan bagian dari predikat, contoh : Setiap manusia membutuhkan pakian.
2. Proposisi Universal Negatif
Proposisi universal negatif ialah pernyataan bersifat umum yang mengingkari adanya hubungan subjek dengan predikat, dirumuskan: “Semua S bukan P”, bila digambarkan dengan diagram Venn sebagai berikut :
Proposisi ini sama artinya: S yang P itu tidak ada (kelas kosong). Proposisi ini disebut tipe E. Proposisi universal negatif berdasarkan perbandingan luas term, hanya ada satu bentuk, yaitu berbentuk eksklusif sehingga lengkapnya disebut universal negatif eksklusif, yaitu pernyataan umum mengingkari yang berarti antara subjek dan predikat tidak ada hubungan, misalnya semua rakyat Indonesia tidak mengikuti ajaran komunis.
3. Proposisi Universal Partikular Afirmatif
Proposisi partikular afirmatif ialah pernyataan bersifat khusus yang mengiyakan adanya hubungan subjek dengan predikat, dirumuskan: “Sebagian S adalah P”, bila digambarkan dengan diagram Venn sebagai berikut :
Proposisi partikular afirmatif berdasarkan perbandingan luas term, dapat dibedakan atas dua macam: partikular afirmatif inklusif dan partikular afirmatif implikasi.
• Proposisi partikular afirmatif inklusif ialah pernyataan khusus mengiyakan yang sebagian subjek merupakan bagian dari predikat, yakni ada anggota subjek yang menjadi bagian predikat dan ada anggota predikat yang menjadi bagian subjek, contoh : Sebagian rakyat Indonesia adalah keturunan asing.
• Proposisi partikular afirmatif implikasi ialah pernyataan khusus mengiyakan yang sebagian dari subjek merupakan suatu predikat, yakni ada sebagian anggota subjek yang menjadi himpunan predikat, misal: Sebagian mahasiswa Universitas Gunadarma adalah warga Depok.
4. Proposisi Universal Partikular Negatif
Proposisi partikular negatif ialah pernyataan bersifat khusus yang mengingkari adanya hubungan subjek dengan predikat, dirumuskan: “Sebagian S bukan P” , bila digambarkan dengan diagram Venn sebagai berikut :
Proposisi partikular negatif berdasarkan perbandingan luas term terdapat dibedakan atas dua macam: partikular negatif inklusif dan partikular negatif implikasi.
Selengkapnya...
Pentingnya Penalaran
Defenisi Penalaran
Sebelum melangkah kearah yang lebih lanjut ada baiknya kita memahami terlebih dahulu apa itu penalaran. Penalaran (reasoning) adalah proses pengambilan kesimpulan mengenai sesuatu atau hal baru dengan pengetahuan yang dimiliki oleh manusia.
Manusia dalam melakukan proses berpikir memerlukan penalaran yang membantu dalam penyelesaian masalah. Contoh: dari penalaran adalah ketika bangun pagi hal yang pertama kita butuhkan adalah informasi tentang waktu dan hari. Dari informasi jam dan waktu kita akan memulai proses berpikir tentang hal apa yang akan dilakukan. Hal itu digunakan untuk memutuskan mengambil keputusan seperti segera mandi, sarapan dan berangkat.
Manusia menggunakan informasi untuk melakukan penalaran dan memecahkan masalah, dan dilakukan dengan informasi yang terbatas. Manusia mungkin tidak selalu dapat menjelaskan proses berpikir yang dilakukan. Namun, manusia dapat mengidentifikasi hasil pemikiran tersebut.
Metode dalam menalar
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif
1. Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang menggenaralisasi atau membuat umum suatu hal dari kasus-kasus yang pernah manusia lahat atau alami untuk menarik kesimpulan mengenai hal lain yang belum pernah dilihat atau alami. Misalnya jika kita pernah melihat seekor anjing berwarna hitam galak maka kita mungkin berkesimpulan bahwa semua anjing berwarna hitam adalah galak. Padahal hal ini belum tentu benar. Contoh kedua Misal :
Pengamatan lapangan menemukan bahwa anak-anak yang berprestasi bagus di banyak sekolah adalah anak-anak yang mempunyai kulit yang putih.
Apakah dapat disimpulkan bahwa setiap anak yang mempunyai kulitputih akan memiliki prestasi bagus ?
2. Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah mengambil kesimpulan secara logika dari premis yang tersedia.
Contoh :
Semua mahluk pasti mati (premis mayor)
Topan adalah seorang mahluk (Premis minor)
Jadi Topan pasti mati ( kesimpulan)
Kesimpulan benar bila :
Kedua premis benar
Cara penarikan kesimpulan juga benar
Bila salah satu darinya salah maka kesimpulan salah
R. Dewi Agushinta, Primashanti Ida Ayu Yulie, 2007, Interaksi Manusia dan Komputer, Gunadarma, Jakarta.
Selengkapnya...
-Pentingnya Memiliki Motivasi-
Memiliki motivasi sangat penting bagi manusia. Motivasi dianalogikan sebagai bahan bakar minyak bagi kendaraan. Bisa dibayangkan apabila kendaraan tanpa bbm tidak bisa bergerak apalagi berjalan. Seperti juga halnya motivasi tanpa motivasi manusia tidak akan menemukan arti kehidupan yang sebenarnya. Mengapa bisa demikian ? ada baiknya kita mengerti dan paham dulu apa arti motivasi yang sebenarnya. Mengutip pengertian dari Wikipedia Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang ke arah suatu tujuan. Motivasi membuat keadaan dalam diri individu muncul, terarah, dan mempertahankan perilaku, menurut Kartini Kartono motivasi menjadi dorongan (driving force) terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu.
Nah dari defenisi tersebut jelas sekali manfaat memiliki motivasi bukan. Motivasi membuat hidup memilki tujuan jadi hidup bukan hanya sekedar hidup tetapi juga bisa memaknainya. Dengan motivasi membuat kita bisa lebih menghargai perjuangan karena ada dorongan dari dalam diri untuk menggapai suatu mimpi yang terkadang kelihatan mustahil untuk diraih. Mimpi akan menjadi kenyataan karena dorongan itu secara sadar berasal dari dalam diri manusia.
Motivasi yang ada pada setiap orang tidaklah sama, berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Tetapi pada hakekatnya motivasi ini akan menjukkan jati diri mausia itu yang sebenarnya. Contoh motivasi adalah ingin meraih kesuksesan dalam karier, pendidikan atau apapun usaha itu. Dengan motivasi tersebut manusia akan mencari cara untuk mewujudkannya.
Selengkapnya...
percakapan pertama saya dengan dosen pembimbing
Mastiur Herawati Napitupulu: ibu saya mastiur herawati
Mastiur Herawati Napitupulu: kelas 3ka01
Kartika Sari: nah itu dia yang mau saya tanya...
Mastiur Herawati Napitupulu: ibu saya mau tanya tentang aplikasi kredit
Kartika Sari: ya apa yang mau kamu tanyakan
Mastiur Herawati Napitupulu: kalo aplikasi saya harus menggunakan database ya bu??
Kartika Sari: sebaiknya begitu...
Mastiur Herawati Napitupulu: begitu ya bu
Kartika Sari: tapi kalau memang tidak perlu dan hanya digunakan sebagai simulasi bisa aja tidak perlu di simpan...
Mastiur Herawati Napitupulu: jadi kalo simulasi cuma buat perhitungan seandainya uang muka brp, lama angsuran dan pembayaran tiap bulan
Mastiur Herawati Napitupulu: begitu ya bu...
Kartika Sari: ya...
Mastiur Herawati Napitupulu: makasi bu
Kartika Sari: tetapi perhitungan bunga kredit itu ada 2 metode... dengan cara Flat Rate atau sliding Rate...
Kartika Sari: baiknya kamu search di internet teori tentang perhitungan itu sebagai dasar penulisan
Mastiur Herawati Napitupulu: bisa pilih kan bu antara cara flat rate atau sliding rate
Mastiur Herawati Napitupulu: tidak harus dua-duanya
Kartika Sari: baiknya buat pilihan sebelum melakukan perhitungan
Kartika Sari: jadi aplikasi kamu lebih manfaat
Mastiur Herawati Napitupulu: kalo bab 1 nya
Mastiur Herawati Napitupulu: ga perlu panjang lebar ya bu??
Kartika Sari: ya intinya bab I adalah mengapa kamu tertarik pada pembuatan aplikasi perhitungan bunga kredit itu...
Mastiur Herawati Napitupulu: makasi bu atas penjelasannya
Kartika Sari: okey... slamat bekerja...
Kartika Sari: tetep semangat ya...
Mastiur Herawati Napitupulu: ok ibu...
Kartika Sari: BTW... kamu biasa dipanggil siapa? nama kamu panjang
Mastiur Herawati Napitupulu: biasanya dipanggil Hera bu
Kartika Sari: Okey Hera...
Kartika Sari has signed out. (3/10/2010 8:36 PM)
Selengkapnya...