Sejak semester 3, aku mulai punya ketertarikan dengan namanya drama korea. Awalnya ketertarikan ini muncul akibat teman kampus yang begitu antusias membahas drama-drama korea di sela-sela waktu istrirahat kuliah. Sempat saya berpikir apa serunya sih drama korea itu??. Hal ini membuat aku penasaran dan mulai deh menonton drama korea. Benar saja dengan wajah para pemain yang cakep dan ganteng itu mulai deh aku tertarik dengan drama.
Tapi dari banyak drama yang aku ikuti sampailah aku dalam satu kesimpulan tentang kebanyakan alur cerita drama itu monoton didominasi dengan kehidupan percintaan antara dua insan manusia yang berbeda strata ekonomi atau status sosialnya. Drama bergulir dimulai dengan tokoh si miskin yang yang selalu dicitrakan sebagai seorang yang pekerja keras, pantang menyerah dan sebagainya. Sedangkan untuk tokoh kaya digambarkan sebagai seseorang yang paling arogan dan sombong. Kemudian si miskin masuk dalam kehidupan si kaya atau begiu juga sebaliknya. Pada awalnya mereka selalu diliputi rasa benci tapi lama kelamaan akan saling jatuh cinta yang akan menimpulkan konflik untuk scene selanjutnya.
Drama terus berlanjut dengan dibumbui dengan hadirnya orang ketiga, perebutan harta dan kekuasaan dan terkadang adalah bahwa tokoh miskin itu merupakan pewaris kekayaan dari keluarganya si kaya. Jalan cerita seperti ini banyak terjadi dalam drama-drama korea. Pada dasarnya setiap ending dari cerita drama korea adalah kebahagiaan antara kedua pemeran utama yang begitu romantis.
Sinetron Indonesia terkadang merupakan imitasi dari drama korea atau bisa disebut drama korea versi Indonesia. Kalo sinetron Indonesia selalu merupakan pertentangan antara dua tokoh yaiut tikoh protagonis dan antagonis. Untuk tokoh protagonis selalu dicitrakan sebagai seseorang yang berhati bak malaikat, cantik rupawan membuat banyak orang yang terpesona. Setiap tindakan yang dilakukan untuk kepentingan orang lain tanpa memperhatikan keselamatan diri sendiri. Teraniaya karena hidup di dalam lingkungan keluarga yang kejam dan tidak berdaya untuk setiap intervensi dari orang lain.
Kalo tokoh antagonis itu digambarkan sebagai manusia berhati iblis, menghalalkan segala cara demi kepentingan diri sendiri. Dengan bebas melakukan kejahatan tanpa pernah ketahuan atau dihukum. Sinetron selalu berhasil membuat kaum ibu menangis untuk adegan penyiksaan dan kekerasan yang dilakukan tokoh antagonis.
Karakterisstik yang paling khas dari sinerton Indonesia adalah serba kebetulan dalam banyak adegan dan jalan cerita yang berbelit-belit sampai ratusan episode. Parahnya lagi akibat terlalu banyaknya episode sehingga mucul wajah-wajah baru. Kadang juga munculnya wajah lama yang pada episode awal sudah meninggal muncul lagi dengan karakter yang berbeda pada episode berikutnya. Sehingga benang merah antara episode awal dan akhir terkesan dipaksakan.
Kalo buat aku pribadi lebih senang menonton drama dibanding sinetron bukan untuk sok-sokan tapi nyatanya memang drama korea itu romantis dan banyak unsur menghiburnya dan lumayan realistis dibandingkan sinetron Indonesia.
Drama Korea VS Sinetron Indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
wah analisanya lengkap juga... jurusan kom ya ? thx ya infonya... :)
Posting Komentar
Silahkan berkomentar apa saja ttg blogku.
Please jangan anonim**